Kamis, 27 November 2014

Segera Hadir, Rumah Sunatan Kebayoran Lama

Menjelang musim liburan sekolah yang juga menjadi musim sunatan, saat ini tingkat pengunjung untuk mencari informasi tentang Rumah Sunatan semakin meningkat, bahkan tingkat pengunjung website resmi www.rumahsunatan.com pun ikut meningkat. Disaat yang bersamaan juga peminat bisnis ini pun juga semakin bertambah. Seperti yang baru-baru ini, franchise Rumah Sunatan beserta mitra barunya untuk wilayah Kebayoran Lama sukses menandatangani MoU kerjasama usaha.

saat penandanganan MoU

Meski saat ini sudah memiliki 21 cabang di Indonesia dan khusus di Jabodetabek ada 11 cabang, Rumah Sunatan khususnya di Jabodetabek tidak mengendurkan perluasan marketnya. Namun, justru sebaliknya yaitu semakin meningkatkan perluasan costumer setianya. 

Demi menjangkau wilayah Kebayoran Lama yang selama ini terlalu jauh untuk menjangkau cabang Bintaro atau Kalideres. Rumah Sunatan akhirnya merasa perlu menjalin kerjasama ini dengan mitra setianya, untuk pembukaan cabang berikutnya di Kebayoran Lama ini.

Selain itu, Rumah Sunatan melihat untuk mendekatkan diri kepada costumer setia Rumah Sunatan yang selalu merekomendasikan pelayanannya kepada orang terdekatnya dirasa pembukaan cabang diwilayah tersebut dapat menjawab persoalan ini.

Bersama Ibu Izzy, Mitra Franchise Kebayoran Lama
Bertempat di Epiwalk-Epicentrum, Jalan Rasuna Said Kuningan, Jakarta, penandatanganan MoU berjalan lancar. Isi MoU sendiri sudah di sampaikan 1 bulan sebelumnya untuk dipelajari, dan dipahami mitra, sehingga saat penandanganan MoU sudah tidak ada lagi yang menjadi pertanyaan mitra.

Semoga dengan akan segera dibukanya Rumah Sunatan di wilayah Kebayoran Lama. Semakin memberikan pelayanan terbaiknya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat tentang layanan khitan yang profesional. Bersama franchise Rumah Sunatan, menebar berkah berbagi sesama. Sunat di Rumah Sunatan anak menjadi lebih mudah untuk disunat, karena hanya di Rumah Sunatan sunat tanpa jahit, tanpa verban dan langsung bisa beraktivitas. Rumah Sunatan...We Care With Love.

(Red/Maddy)








Selasa, 25 November 2014

Merek atau Brand Adalah Aset Perusahaan

Bulan Desember adalah bulan yang spesial. Spesial bukan karena sebentar lagi tahun akan berganti. Tapi spesial karena pada bulan inilah hampir 10% anak mencari tempat ritual bahkan moment penting dalam hidup anak. Itulah moment sunatan. Moment yang ditanggapi serius para orangtua dan anak-anak itu sendiri tentunya. Moment antara takut, gembira, tawa dan suka cita menjadi satu.

Suasana pasien sunatan di Rumah Sunatan Batam
Rumah Sunatan sejak berdiri di tahun 2007 terus membangun brand bahwa sunatan sebagai moment penting dalam hidup anak adalah pengalaman yang tidak terlupakan. Karenanya Rumah Sunatan ingin membangun brand image bagi masyarakat Indonesia, "jika ingin sunatan ya di Rumah Sunatan". Brand adalah aset, membangun brand adalah membangun perusahaan itu sendiri. Brand yang baik adalah Brand yang mewakili seluruh elemen yang hadir didalam proses bisnis perusahaan tersebut.

Brand akan menciptakan trust, jika brand sudah dirasa cocok maka costumer akan setia menggunakan brand tersebut. Bahkan yang lebih dahsyat lagi, costumer akan merekomendasikan brand tersebut. Ada beberapa syarat sehingga brand sebuah perusahaan itu semakin diterima pasar. 

Info Franchise dan Business Concept Expo 2013 di Balai Kartini, Jakarta
Pertama, Brand harus relevan, meski tidak harus tapi nama bran yang relevan dengan produk atau jasa akan membuat brand image semakin kuat.

Kedua, usahakan brand harus bersifat dinamis dan fleksibel, ini juga tidak kalah pentingnya. Artinya harus memiliki kemampuan untuk terus berinovasi, sekalipun masih dalam niche produk yang sama. cara ini bertujuan agar bisnis bisa bertahan sekaligus tidak ketinggalan zaman.

Ketiga, tingkatkan interaksi dengan audience, sekarang bisa memanfaatkan berbagai macam teknologi digital marketing seperti facebook, twitter dan lain sebagainya. Sebaiknya untuk berinteraksi dengan mereka ciptakan website yang memberi solusi untuk masalah mereka. Optimasikan websitenya dan jadilah pemberi solusi yang terbaik bagi costumer. Dalam membuat web harus yang mudah diingat, misalnya untuk pemilihan nama domain jangan yang terdiri dari kosa kata sulit atau lebih dari tiga kata.

Mengembangkan branding yang teroptimasi dengan baik, akan mempercepat brand untuk dapat dikenal luas. Rumah Sunatan selalu melakukan branding diberbagai event-event pameran dan expo. Dengan menjadi mitra franchise Rumah Sunatan sesungguhnya sudah dimudahkan dengan persoalan bagaimana membangun brand. Karena bermitra dengan usaha yang brandnya sudah dikenal cukup meringankan seorang enterpreneur dalam membangun brand.


Kamis, 20 November 2014

Akhirnya Rumah Sunatan Hadir di Batam

Batam, 18 Oktober 2014. Sebuah pemandangan yang tidak biasa nampak dibilangan abulyatama ruko maitri garden-2, Batam center. Bagaimana tidak, komplek yang biasanya sepi, mendadak ramai didatangi calon pasien peserta sunatan massal Grand Opening Rumah Sunatan Batam.

Kegiatan yang bertajuk "menebar berkah untuk sesama" ini tidak hanya didatangi keluarga peserta sunatan massal, namun juga ramai oleh kehadiran wartawan, tokkoh masyarakat sekitar dan tentunya manajemen pusat Rumah Sunatan yang sengaja hadir untuk mengikuti acara ini. Hadir pula founder Rumah Sunatan, Dr.Mahdian Nur Nasution, SpBS dan Mitra Franchise yang merupakan owner Rumah Sunatan Batam, Rega Dwisatyo Himawan beserta keluarga besarnya yang sengaja hadir dari daerah tetangga Batam, Tanjung Pinang.

Keramaian acara tersebut tidak hanya terlihat dari undangan yang hadir tetapi karangan bunga yang terpampang di sekitar klinik Rumah Sunatan Batam sungguh-sungguh menunjukkan dukungan dari segenap pihak terhadap hadirnya Rumah Sunatan di Batam. Untuk memberikan pelayanan terbaik dan profesionalnya terhadap masyarakat di Batam, yang selama ini merasa sunat dengan metode klamp adalah sesuatu yang asing menjadi lebih populer.

Seperti reporter dari BatamTV yang mengganggap metode ini belum pernah ada di Batam. "wah ini pertama kali ada di Batam, sebelumnya tidak pernah ada." Ujar reporter tersebut. 

Bahkan ada orangtua pasien sunatan massal yang khawatir klamp yang terpasang akan terlepas, ini sungguh diluardugaan bagaimana uniknya sistem metode klamp yang membuat orang terkejut. Metode klamp adalah metode inovasi baru yang dikembangkan di Turki dan Malaysia. Dengan metode ini anak bisa sunat dengan waktu yang relatif singkat bahkan metode ini tanpa jahit, tanpa verban dan bisa langsung beraktivitas serta minim perdarahan.

Akhirnya, dengan pembukaan Rumah Sunatan di Batam semoga bisa memperluas jangkauan Rumah Sunatan hingga di pelosok nusantara. Rumah Sunatan, We Care With Love

Minggu, 09 November 2014

Berkat Rumah Sunatan, Mahdian Jadi Dokter yang Wirausahawan


KOMPAS.com - Banyak pakar wirausaha bilang, definisi pengusaha tidak berhenti pada orang yang punya suatu usaha atau bisnis. Wirausaha merupakan jiwa yang dimiliki orang yang jeli melihat peluang usaha dan memanfaatkannya untuk membantu memudahkan hidup banyak orang. Berangkat dari definisi inilah, Mahdian Nur Nasution yang berprofesi sebagai dokter, sejatinya, juga seorang wirausahawan.

Tidak pernah terlintas di benak Mahdian bahwa usaha yang ia dirikan pada tahun 2007 bisa membawa namanya sebagai dokter yang paling dicari untuk urusan khitan, khususnya di Jabodetabek. Dengan latar belakang dokter bedah saraf, Mahdian menganggap kegiatan menyunat sebagai keahlian.

Pria kelahiran Medan, 19 April 1976, ini akrab dengan dunia menyunat sejak 1997. Ketika kuliah kedokteran di Universitas Indonesia, Mahdian sering mengikuti kegiatan sosial. Salah satu bentuk kegiatan itu ialah sunatan massal.

Berawal dari kegiatan itulah, dia sering dicari orang untuk menyunat. “Walau masih kuliah, saya jadi sering dipanggil untuk menyunat, dan ini berlanjut hingga saya mengambil spesialis bedah di UI,” ujarnya.

Mahdian pernah kebanjiran pasien ketika musim liburan sekolah. Ratusan orang minta Mahdian datang ke rumah dan menyunat anak laki-laki mereka. Mahdian sampai harus cuti kerja supaya bisa melayani panggilan menyunat.

Lantas, dia berinisiatif untuk membangun ruang khusus bagi pasien sunat, karena tak lagi bisa memenuhi permintaan untuk datang ke rumah pasien. Mahdian pun menyewa satu ruangan di lantai dua rumah milik temannya di daerah Matraman, Jakarta Timur. Ia juga membeli peralatan seperti tempat tidur, alat sunat, hingga meja dokter sebagai pelengkap.

Di Matraman itulah Mahdian merintis Rumah Sunatan. Saat mendirikan Rumah Sunatan pada 2007, dia merogoh modal tak sampai  Rp 10 juta.

Walaupun mengambil pendidikan dokter, Mahdian mengaku memang selalu berniat jadi pengusaha. Mahdian meyakini profesi dokter memiliki batasan tenaga dan usia. Jadi ia merintis usaha sendiri, supaya tak hanya mengandalkan profesinya.

Dalam waktu singkat, orang-orang mengenal Mahdian sebagai dokter sunat. Maklum, dia mengembangkan metode baru, smart klamp. Boleh dibilang, dokter spesialis bedah saraf di RS Mitra Keluarga, Bekasi, ini merupakan pelopor teknik tersebut di Indonesia.

Cara menyunat ini diperolehnya dari seorang rekan seprofesinya di Malaysia, saat bertemu pada 2004. Smart klamp merupakan alat khitan sekali pakai. Dengan alat ini, menyunat tak lagi menyertakan proses menjahit atau perban alat kelamin. Risiko pada pasien pun berkurang dan bisa langsung beraktivitas setelah disunat.

Smart klamp kian melambungkan nama Mahdian sebagai dokter sunat. Pasiennya semakin bertambah. Bahkan kliniknya di Matraman tak lagi cukup menampung pasien. Kemudian, ia menutup tempat itu dan membuka klinik baru di Cipinang dan Bintaro pada 2008.

Usahanya pun terus berkembang. Kini, Mahdian punya 18 cabang Rumah Sunatan di Jabodetabek. Tiap cabang menerima sekitar 20 pasien pada bulan biasa. Jumlah ini meningkat saat musim liburan, jadi 700 hingga 1.000 pasien per cabang dalam sebulan. Dari usaha khitan, ayah dari enam orang anak ini bisa mengantongi omzet sekitar Rp 500 juta saban bulan.

Ubah citra seram

Sejak awal menyunat, Mahdian membawa misi tersendiri. Ia ingin mengubah citra mengenai sunat. Sebagian besar orang yang pernah disunat pasti menganggap sunat sebagai pengalaman mengerikan. Bayangan akan sebagian kulit yang dipotong menimbulkan anggapan sunat sebagai sesuatu yang menyeramkan.

Mahdian ingin mengubah anggapan itu. Makanya, sejak membuka klinik pertamanya, dia memilih nama Rumah Sunatan. “Saya ingin pasien merasa senyaman mungkin, jadi saya memilih kata rumah, bukan klinik,” jelas dia.

Desain Rumah Sunatan pun jauh dari kesan menakutkan bagi anak-anak. Mahdian membuat ruangan khusus tempat bermain. Di situ, anak-anak bisa menunggu sambil bermain game atau menonton televisi.

Mahdian tak hanya mengandalkan teknologi. Para dokter dan karyawan pun dilatih untuk berkomunikasi efektif dengan anak-anak. Secara psikologis, anak-anak membayangkan sunat sebagai sesuatu yang menakutkan. Tugas dokter dan karyawan Rumah Sunatan untuk menghilangkan ketakutan itu. “Memang sudah ada mainan dan gadget, tapi komunikasi dari dokter dan karyawan pun harus mendukung,” tuturnya.

Keunggulan itu yang membuat Mahdian dengan percaya diri menyebut Rumah Sunatan sebagai salah satu pemimpin pasar di usaha khitan. Posisi itu ditambah lagi dengan jam terbang menyunat Mahdian yang sudah belasan tahun.

Seolah tak takut akan menciptakan pesaing baru, Mahdian juga rajin memberi pelatihan metode smart klamp pada dokter lain. Sejauh ini, Mahdian sudah mengadakan pelatihan di 15 kota untuk berbagi metode sunat teranyar ini.

Untuk memenangkan persaingan, Mahdian fokus pada pelayanan. Lantaran bergerak di bidang jasa, pelayanan harus jadi perhatian utama. “Prinsip saya, selalu berikan yang terbaik pada pasien maupun keluarga pasien,” tandasnya.

Pasalnya, pada dasarnya, manusia ingin menerima pelayanan terbaik. Tak heran jika orang rela membayar tarif lebih mahal demi mendapatkan pelayanan sunat terbaik di Rumah Sunatan. Mahdian selalu menyarankan pada karyawannya untuk profesional dalam bekerja sehingga tidak perlu pelit.

Dia memastikan Rumah Sunatan memberi obat bius terbaik, alat smart klamp yang terbaik. Tak lupa, Mahdian juga memberi goodie bag sebagai hadiah pada pasien yang sudah berani disunat di tempatnya.  


Dari rumah sunat ke rumah wasir

Tujuh tahun sudah berlalu sejak Mahdian Nur Nasution merintis Rumah Sunatan. Suami dari Dewi Sulastiningsih ini mengaku, perjalanan bisnisnya tergolong lancar. Ia belum pernah menemui kesulitan signifikan. “Secara grafik, bisnis sunatan ini selalu naik, tak pernah turun. Meski pernah ada satu atau dua pasien yang komplain,” ujar Mahdian.

Dua puluh tahun mendatang, Mahdian bermimpi Rumah Sunatan jadi pemimpin pasar untuk layanan sunat di Indonesia. Karena masih banyak daerah di Indonesia yang belum memiliki pusat khitan, Mahdian pun menargetkan Rumah Sunatan punya ratusan cabang di 2034.

Untuk mencapai target itu, Mahdian menawarkan peluang waralaba. Padahal, dulu ia sempat enggan mewaralabakan Rumah Sunatan. Ia takut waralaba membuka celah menurunkan kualitas pelayanan.

Namun, tahun ini, Mahdian hanya akan menambah maksimal 10 mitra untuk jaga kualitas pelayanan. “Karena ini jasa medis, semua harus bagus terutama pelatihan untuk dokter hingga dia mahir. Kalau ada kesalahan akan berdampak pada nama baik kami,” tegasnya.

Mahdian juga punya lini bisnis baru yang diberi nama Rumah Wasir. Dia bilang, usaha ini masih dalam tahap percobaan dan baru buka di Jalan Jatiasih Raya, Bekasi.

Mahdian bercerita, Rumah Wasir didirikan karena ia mendapat informasi mengenai teknologi menyembuhkan wasir. Selama ini, penderita wasir malu dan takut berobat karena harus dioperasi. Namun, dunia medis sudah mengenal teknologi biological electrical impedance automeasurement (BEIM). “Kami berharap bisa jadi pelopor juga untuk teknologi yang sudah sering dipakai di luar negeri,” kata dia.

Tak lupa, Mahdian berbagi kunci kesuksesannya, yakni  fokus dan inovasi. Ia mengenal banyak pengusaha yang bosan di tengah jalan lantas tidak fokus dalam bisnisnya. Berkat fokus jadi dokter sunat, Mahdian menuai kesuksesan. Namun, fokus saja tidak cukup karena harus ada inovasi agar masyarakat tertarik.  (Marantina)

Sumber:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/07/26/080900926/Berkat.Rumah.Sunatan.Mahdian.Jadi.Dokter.yang.Wirausahawan

Rabu, 05 November 2014

Franchise Rumah Sunatan, Babak Baru Pengembangan Bisnis Khitan di Indonesia

Sebagai pusat khitan anak dan dewasa, Rumah Sunatan terus berkembang seiring bertambahnya usia. demi memberikan pelayanan khitan yang profesional Rumah Sunatan terus menambah cabangnya hingga 18 cabang di 2013. Di akhir 2013, tepatnya bulan Nopember di Kartika Expo, Balai kartini Jakarta, Rumah Sunatan menapaki langkah awal dalam pengembangan usahanya yaitu dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk juga memiliki bisnisnya dengan sistem franchise kemitraan.

Sejak Nopember 2013 itulah para peminat franchise Rumah Sunatan terus mendekat untuk menjadi bagian dari bisnis ini. Dan akhirnya terjalinlah kerjasama kemitraan tersebut yang dimiliki mitra setia Franchise Rumah Sunatan. Untuk Jakarta Barat 1, Batam dan Makassar, dan telah resmi dibuka di awal tahun 2014.
Manajemen Rumah Sunatan dan Direksi saat launching franchise Rumah Sunatan di Jl.Jend. Gatot Subroto Kartika Expo, Balai Kartini Jakarta Selatan, 13 Nopember 2013
Akhirnya, Semoga dengan dibukanya 3 klinik franchise Rumah Sunatan tersebut dapat mengawali babak baru pengembangan usaha Rumah Sunatan kedepannya. Sehingga harapan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan khitan yang profesional dapat terwujud hingga pelosok nusantara khususnya kini di 21 cabang Rumah Sunatan Indonesia.